Minggu, 10 Maret 2019

Terimakasih, Murderpedia.

Ketika saya barusan lulus kuliah dan menganggur, saya mengisi waktu luang dengan ngajar les privat di beberapa tempat. Ngajarnya hanya sore-malam aja. Ketika malam-siang saya nganggur seperti huruf X di bahasa Indonesia.

Nah kalau sudah malam, saya suka baca Murderpedia. Isinya seperti Wiki tp tentang bajingan-bajingan pembunuh sadis. Netflix belum ada, saya udah baca Ted Bundy. Udah nonton dan baca Helter Skelter.

Saking banyaknya yg saya baca, saya jadi paranoid. Pulang kerja dulu naik bemo, denger kresek-kresek udah takut. Jangan-jangan itu pemerkosa??!

Kadang dari tengah malam sampai subuh, saya tiba-tiba jadi mellow sendiri. Bagaimana kalau keluarga saya yang jadi korbannya? Adik-adik dimana ya. Bapak sudah tidur belum? Mama mana?

Tiba-tiba, muncul perasaan rindu yg menggelora terhadap keluarga saya. Saya yang detached dan suka mengurung diri di kamar memilih tidur di depan Tv agar bisa ngobrol dengan adik-adik dan mama.

Alhamdulillah keluarga saya jangkep, batin saya. Walaupun agak janggal dan tidak seperti keluarga kebanyakan, tetap layak disyukuri.

Terimakasih, Murderpedia. Kamu bangsat.. tapi berfaedah.

Aku dan Kamu itu Seperti Reaksi Kimia

Garam ketemu minyak panas, meletus. Ketemu air, larut. Ketemu air gula, jadi oralit. Ketemu lombok, jadi penyetan. Begitu kira-kira perumpamaan saya mengenai hubungan manusia.

Dengan karakternya masing-masing, manusia ketemu manusia ini cocok-cocokan. Saya pernah ketemu orang yang dia bernafas saja sudah bikin saya jengkel. Saya juga pernah ketemu teman yang hanya lihat-lihatan saja kami sudah ketawa, padahal ga ada yang lucu. Seunik itu hubungan antar manusia.

Ada yang bilang saya orang gateli. Ya memang..hahahaha hampir tidak ada orang yang tidak mengakui ke-gateli-an saya. Ini sebuah konsistensi yang layak saya akui, entah sebagai apa biar saya pikir dulu sambil ngabisin sebatang samsu. Yang pasti, ada beberapa orang yang cocok-cocok saja dengan ke-gateli-an saya. Ada juga, banyak, yang siap-siap nancepin pulpen ke leher saya.

Dan emang bener, we are bad in someone's story. Ora mungkin awakmu iki disayang wong sak ndunyo, Nabi Muhammad ae akeh musuhe. Gimana lagi, kepribadian ini banyak dimensinya. Tergantung mereka bertemu dengan dimensi dan sisi yang mana, kepentingan yang mana dan waktu yang mana.

Yang lebih penting drpd menjadi pribadi yg sempurna adalah menemukan oralit kita. Kalau kita ini garam, kita harus mengakui bahwa ada beberapa orang yang seperti minyak panas. Tidak jarang, si minyak panas ini adalah pasangan kita sendiri. Mengakui bahwa kita dan pasangan tidak bisa cocok kadang jauh lebih sulit daripada menelan biji salak.

Dan menerima bahwa kita punya self-dignity yg seringkali nggateli itu juga tidak mudah. Kita cenderung melihat diri kita benar, layak dan pantas. Sedangkan orang lain tidak begitu ngelihatnyaa..

Kembali ke oralit, kenapa saya sebut oralit. Kalau Anda adalah garam, maka sudah sewajarnya kalau Anda meledak-ledak bersama minyak panas. Tp anda tenang bersama air gula. Anda menjadi pribadi yang lebih bermanfaat dan ramah lingkungan.

Ini yang disebut quotes tumblr sebagai "You bring out the best in me." Karena orang-orang ini selaras dengan kepribadian Anda. Kalian menciptakan harmoni sehingga Anda tidak perlu susah-susah tune in dan ngotot biar senada. Kualitas terbaik Anda muncul begitu saja. Anda jadi pribadi yang lebih tenang dan in control. Temukan saja orang yg seperti itu, drpd susah-susah merubah minyak panas jadi santan kara.

Ingat satu hal penting ini : Dia yang buruk di mata Anda, bisa jadi kesayangan orang lain. Relatif itu mutlak. Tenang, Anda juga tidak seburuk yang mereka katakan.

Bisa jadi lebih buruk.

Hahahahahahahah.
Wes ah, ngantuk.

December

I asked God to remove my feelings for you if this is not going to work. My friends are now tired of listening to my stories. I am still me w...